LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
IDENTIFIKASI JENIS HASIL HUTAN NON KAYU (HHNK) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA
SITTI MUZDALIFAH BUDDINI
D1B5 09 093
KONSENTRASI TEKNOLOGI HASIL HUTAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan sarjana kehutanan ditempuh melalui serangkaian kegiatan dan menerapkan metode pembelajaran yang saling menunjang satu sama lain untuk menghasilkan keluaran yang terbaik sesuai dengan visi Jurusan Kehutanan untuk menghasilkan lulusan yang professional, inovatif dan kompetitif, maka pengembangan dan pemantapan mutu pembelajaran harus terus dilakukan. Untuk menghasilkan lulusan Jurusan Kehutanan sesuai tuntutan visi tersebut diantaranya adalah mempersiapkan lulusan dengan kompetensi yang memadai sesuai konsetrasi ilmu yang diminatinya sehingga daya saing lulusan kedepan lebih tinggi. Hal ini pula sesuai dengan visi Universitas Haluoleo sebagai Perguruan Tinggi yang berdaya saing tinggi, berbudaya dan berwawasan global, dan visi fakultas Pertanian sebagai fakultas yang professional dan mandiri.
Praktek kerja lapang Pengelolaan Hutan merupakan serangkaian kegiatan penerapan ilmu pengetahuan mengenai bidang kehutanan oleh mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian secara langsung di lapangan. Mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, analisis, peragaan, perancangan dan uji coba yang menyangkut seluruh aspek pengelolaan hutan, silvikultur dan pemanfaatan hasil hutan.
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan umum sebagai tujuan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan, juga sebagai fasilitas yang menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Kebun Raya Indonesia, khususnya Taman Hutan Raya Nipa-nipa, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu bentuk lembaga pemerintah yang bertugas untuk mengkoleksi tanaman baik secara insitu maupun eksitu. Berdasarkan tugas utama kebun raya seperti yang telah disebutkan di atas, maka kegiatan eksplorasi, inventarisasi, dan koleksi sangat penting dilakukan untuk keberlagsungan tanaman yang perlu dilindungi.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang
B.1. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Tanam Hutan Raya Nipa-Nipa secara umum adalah :
1. Memperoleh kemampuan professional pengelolaan hutan, silvikultur, konservasi dan pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dengan pendalaman dan pemantapan pemahaman konsep atau teori melalui penggalian informasi dan pemahaman implementasi teori oleh unit pengelola hutan serta pengembangan kemampuan teknis melalui kerja penerapan teori di lokasi praktek.
2. Membangun kemampuan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam kegiatan pengelolaan hutan berlandaskan pada ilmu pengetahuan manajemen hutan, silvikultur, konservasi dan teknologi hasil hutan mencakup identifikasi masalah, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis dan sintesis, serta pengambilan keputusan.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian, kerjasama tim, etos kerja dan etika profesi dalam lingkungan kehutanan dan kehidupan rimbawan.
B.2. Tujuan Khusus
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) secara khusus adalah untuk mengenal jenis hasil hutan non kayu yang ada di Kawasan Tahura Nipa-Nipa
II. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK
A. Letak Geografis dan Luas
Secara geografis kawasan Tahura Nipa-Nipa terletak antara 03°54’05” – 03°58’00” LS dan 122°29’38” - 122°04’25” BT. Secara administrative terletak di Kecamatan Soropia dan Kecamatan Lalonggasumeeto (Kabupaten Konawe) dan Kecamatan Kendari, Kendari Barat dan Mandonga (Kota Kendari).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 103/Kpts-II/1999 tanggal 1 Maret 199 Taman Hutan Raya Nipa-Nipa memiliki luas7.877,5 Ha yang terletak di Kabupaten Konawe seluas 5.574,9 Ha dan Kota Kendari seluas 2.302,6 Ha. Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Lasolo, Laut Banda dan pemukiman masyarakat Kecamatan Soropia dan Kecamatan Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe, sebelah timur berbatasan dengan tanjung Nipa-Nipa, Laut Banda dan pemukiman masyarakat Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, sebelah selatan berbatasan dengan teluk kebdari dan pemukiman masyarakat Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat dan Kecamatan Mandonga Kota Kendari, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
B. Tanah dan Geologi
Berdasarkan informasi dari Peta Tanah Kawasan Tahura Nipa-Nipa Kota Kendari skala 1:250.000 tahun 1985, dan hasil observasi lapang Juni 2009, Jenis tanah daerah penelitian dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Jenis Tanah Di Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No. Jenis Tanah Luas Hektar (Ha) Persen (%)
1. Kambisol 106,9 1,36
2. Podsolik 7.770,6 98,64
Total 7.877,5 100,00
Sumber: Rustam, 2012
Berdasarkan informasi dari Peta Tematik Intag Pusat Pengukuran dan Perpetaan Skala 1:500.000 Lokasi Taman Hutan Raya Nipa-Nipa mempunyai formasi geologi sebagai berikut :
Tabel 2. Formasi Geologi Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No. Formasi Luas Hektar (Ha) Persen (%)
1. Alluvium 568,3 7,21
2. Alangga 255,7 3,25
3. Buala 906,1 11,50
4. Meluhu 6.147,4 78,04
Total 7.877,5 100,00
Sumber: Rustam, 2012
1. Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim dari Schmidt dan Fergusson Kawasan Tahura Nipa-Nipa termasuk iklim tipe C dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.592 mm. musim penghujan terjadi pada bulan November-Maret. Bulan kering jatuh pada bulan Agustus-Oktober dengan suhu berkisar antara 19°C sampai 33°C dan kelembaban relatif 83%.
2. Keadaan Hutan
Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa terdiri atas hutan primer dan hutan sekunder. Kompleks hutan primer sebagian besar berada pada blok perlindungan, sedangkan hutan sekunder berada pada blok pemanfaatanm blok koleksi tanaman dan blok lainnya.
- Flora/Tumbuhan
Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa merupakan hutan alam primer, hutan sekunder dan hutan tanaman. Kelompok hutan ini terdiri dari tumbuhan tinggi dan tumbuhan rendah.
Tumbuhan tinggi di dominasi oleh jenis Kayu Besi (Metrosideros petiolata), Bolongita (Tetrameles nudiflora R. BR), Ponto (Buchanania arborescens BL.), Jambu-jambu (Eugenis sp), Bintangur (Calophillum canum Hook.f.), Eha (Castanopsi buruana BI.) P.&H.), Waru (Hibiscus tiliaceus LINN.), Nipa/Aren (Arenga pinnata), dan lain-lain.
Tumbuhan rendah dalam kawasan Tahura Nipa-Nipa sangat kaya dan cantik, khususnya jenis paku-pakuan disamping jenis paku-pakuan terdapat jenis anggrek cenderawasi dan anggrek bulan, rotan, talas hutan (Alokasia), Schima walisii, Uvaria, Pandan (Pandanus sp), bambu (Bambusa sp) dan lain-lain.
-Fauna/Satwa
Jenis-jenis satwa yang terdapat di Kawasan Tahura Nipa-Nipa adalah dari jenis mamalia antara lain anoa (Bubalus depressicomis Smith.), rusa (Cervus timorensis Muller & Schlegel), kus-kus (Phalanger sp.), monyet (Macaca muculata fascilaris Rafles), bajing (Callosciurus rotatus Boddaert) dan babi hutan (Sus sp).
Dari jenis satwa reptilia adalah biawak (Veranus salvator Laurentus), ulat phyton (Phyton reticulatus (Schneider)). Sedangkan dari jenis aves dapat ditemukan merpati hutan (Turcoena manadensis) dan ayam hutan, serta banyak juga ditemukan beragam jenis kupu-kupu dan capung.
E. Ketenagakerjaan
Gambar 1. Struktur Organisasi Tahura Nipa-Nipa
F. Sosial Ekonomi dan Sumberdaya Masyarakat
Sebelum kawasan hutan Nipa-Nipa ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam Taman Hatan raya, sebagian masyarakat telah hidup dengan memanfaatkan sumber daya di hutan. Pada umumnya, jenis kegiatan ekonomi masyarakat yang tinggal di Sekitar Kawasan dan di dalam kawasan Tahura Nipa-Nipa adalah pencari madu alam, bertani dan berkebun, beternak unggas, pengelola sagu, pembuat sapu ijuk, pembuat atap nipa, pembuat keripik ubi/pisang, usaha ketupat dan warung sembako. Pada awalnya, masyarakat di beberapa kampung sekitar kawasna hutan telah mengembangkan usaha pertanian dan system perladangan berpindah, dengan sumber daya alam yang masih cukup melimpah mereka bisa hidup secara berkecukupan.
Masyarakat Kota Kendari dan Kabupaten Konawe memiliki perangai ramah, terbuka dan suka membantu serta dengan semangat adipura perlahan tapi pasti berusaha mewujudkan masyarakat yang berbudaya beersih dan rapi. Karakter seperti ini sangat kondusif bagi berkembangnya kegiatan wisata berbasis alam (ekowisata) yang menarik pelancong.
Kekhasan kota Kendari mengantar kawasan Tahura Nipa-Nipa mengalami tekanan yang cukup berat dari masyarakat yang merambah hutan. Untuk menangani hal tersebut, maka dari pihak yang terkait membentuk suatu kelompok tani dalam masyarakat yang bermukim di dalam dan di sekitar hutan yang biasa di sebut sebagai Kelompok Tani Pengelola Hutan (KTPH).
Masyarakat yang merambah kawasan Tahura Nipa-Nipa saat ini masih dalam pembinaan dan terbentuk dalam suatu wilayah kelompok tani yang disebut Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH), hingga tahun 2010 yang terdaftar sebanyak 17 KTPH dengan luas areal olahan adalah 524,99 Ha. Para KTPH telah mengalami pembinaan dari para pihak seperti LePMIL.
III. MATERI DAN METODE PRAKTEK
A. MATERI
1. Manajemen Kolaborasi
Gambar 2. Bagan Mekanisme Kolaborasi Pengelolaan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Antara Balai Tahura Nipa-Nipa dengan Para Pihak
2. Pengelolaan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa
Pengertian
- Taman Hutan Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan umum sebagai tujuan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan. Juga sebagai fasilitas yang menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
- Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Status hukum
- Surat Pemerintah Swapraja Laiwoi Kendari No. 125/58 tanggal 1 Oktober 1958 Tentang Kawasan hutan Gunung Nipa-Nipa ditetapkan sebagai hutan terpelihara (hutan tutupan);
- Keputusan Menteri Pertanian No. 639/Kpts/Um/9/1982 tanggal 1 September 1982 Tentang Kawasan hutan Gunung Nipa-Nipa ditunjuk sebagai Kawasan hutan dengan fungsi Hutan Lindung, Hutan produksi (HPT dan HP) dan Hutan Suaka Margasatwa;
- Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara Nomor: 808 Tahun 1993, tanggal 6 Desember 1993 Tentang Usulan Pemda TK.I Sulawesi Tenggara terhadap Kawasan hutan Gunung Nipa-Nipa seluas 8.146 Ha yang terletak di Kabupaen Dati II Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara ditunjuk sebagai Kawasan Taman Hutan Raya;
- Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 289/Kpts-II/95 tanggal 12 Juni 1995 Tentang Penunjukkan Kawasan Hutan Gunung Nipa-Nipa Seluas ± 8.146 Ha yang terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Kendari, Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara sebagai Taman Hutan Raya Dengan Nama Taman Hutan Raya Murhum;
- Keputusan Menteri Kehutanan No. 103/Kpts-II/1999 tanggal 1 Maret 1999 Tentang Penetapan Tahura Murhum sebagai Kawasan Hutan Tetap seluas 7.877,5 Ha;
- Perubahan nama Tahura Murhum menjadi Tahura Nipa-Nipa sejak 31 Mei 2007 melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa.
Luas Kawasan Tahura Nipa-Nipa
Secara administratif Kawasan Tahura Nipa-Nipa meliputi Kabupaten Konawe dan Kota Kendari. Berdasarkan lokasi kewilayahan tersebut Kawasan Tahura Nipa-Nipa lebih luas berada di Kabupaten Konawe sebesar ± 71% dan Kota Kendari sebesar ± 29%.
Tabel 1. Batas Luas Kawasan Tahura
Nipa-Nipa
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Luas Kawasan
(Ha)
|
%
|
1.
|
Kota Kendari
|
2.302,6 Ha
|
29 %
|
2.
|
Kabupaten Konawe
|
5.574,9 Ha
|
71 %
|
Jumlah
|
7.877,5 Ha
|
100 %
|
Sumber: data sekunder, 2012
Luas dan
Kriteria Blok Taman Hutan Raya Nipa-Nipa
Tabel 2. Luas masing-masing Blok
Kawasan Tahura Nipa-Nipa
No.
|
Kabupaten/
Kota
|
Luas
Kawasan Hutan (Ha)
|
Luas Total
|
|||
Blok
Perlindungan (Bpl)
|
Blok
Pemanfaatan (BP)
|
Blok
Koleksi Tanaman (BKT)
|
Blok
Lainnya (BL)
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Kab. Konawe
|
2.519,6
|
2.231,8
|
663,7
|
159,8
|
5.574,9
|
2
|
Kota Kendari
|
799,6
|
915,7
|
35,8
|
551,5
|
2.302,6
|
Jumlah
|
3.319,2
|
3.147,5
|
699,5
|
711,3
|
7.877,5
|
Sumber: data sekunder, 2012
- Blok Perlindungan adalah bagian dari kawasan Tahura yang mutlak dilindungi dan pengunjung dilarang memasuki kecuali untuk kepentingan penelitian dan pengelolaan kawasan
- Blok Pemanfaatan adalah bagian dari kawasan Tahura yang secara intensif diperuntukkan untuk kegiatan wisata, pengusahaan, pengelolaan dan pengembangan serta budidaya tanaman
- Blok Koleksi Tanaman adalah bagian dari kawasan Tahura yang secara intensif diperuntukkan untuk koleksi tumbuhan atau satwa yang alami atau bahan alami yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan pariwisata
- Blok lainnya addalah zona diluar zona pemanfaatan karena fungsi dan kondisinya tetap sebagai zona tertentu, sperti pemanfaatan tradisional rehabilitasi dan sebagainya.
Pesona Wisata Taman Hutan Raya Nipa-Nipa
- Wisata Alam Lahundape
- Wisata Alam Alolama
- Wisata Alam Benu-Benua
- Wisata Alam Mangga Dua
- Wisata Alam Meriam Portugis
- Wisata Alam Gunung Jati
- Wisata Alam Soropia
- Wisata Alam Soropia
Interaksi KTPH dengan Hutan
Masyarakat yang merambah kawasan Tahura Nipa-Nipa saat ini masih dalam pembinaan dan terbentuk dalam suatu wilayah kelompok tani yang disebut Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH), hingga tahun 2010 yang terdaftar sebanyak 17 KTPH dengan luas areal olahan adalah 524,99 Ha. Para KTPH telah mengalami pembinaan dari para pihak seperti LePMIL.
Tabel 3. Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH)
No
|
Lokasi
|
Nama KTPH
|
Luas Olahan
(Ha)
|
Jumlah Anggota
(org)
|
KOTA KENDARI
|
524,988
|
1.030
|
||
I.
KECAMATAN MANDONGA
|
144,658
|
113
|
||
1.
|
Kel.
Anggilowu
|
Bina Bersama
|
41,377
|
38
|
2.
|
Kel. Alolama
|
Tumbuh Subur
|
17,931
|
21
|
3.
|
Kel. Wawombalata
|
Puupi
|
38,980
|
30
|
Merakaaha
|
45,460
|
24
|
||
II.
KECAMATAN KENDARI BARAT
|
242,883
|
442
|
||
1.
|
Kel.
Watu-watu
|
Subur Makmur
|
35,798
|
29
|
2.
|
Kel. Kemaraya
|
Sarungga
|
16,556
|
37
|
Puncak palapa
|
58,527
|
36
|
||
Bersama ingin maju
|
||||
3.
|
Kel.
Benu-benua
|
Kaiseseha
|
36,666
|
46
|
4.
|
Kel. Sodoha
|
Bukit sawerigading
|
44
|
|
5.
|
Kel.
Punggaloba
|
Puncak punggaloba
|
15,917
|
214
|
6.
|
Kel. Tipulu
|
Medudulu
|
67,883
|
36
|
7.
|
Kel. Sanua
|
Usaha maju
|
11,536
|
|
III.
KECAMATAN KENDARI
|
137,447
|
475
|
||
1.
|
Kel. Gunung Jati
|
Sokadoliha
|
39,158
|
207
|
Ndawi-ndawi
|
29,621
|
132
|
||
2.
|
Kel. Mangga Dua
|
Pokadulu dua
|
20,526
|
42
|
Kaseiseha
|
14,373
|
31
|
||
Pokadulu satu
|
33,769
|
63
|
Sumber: Rustam, 2012
B. METODE PRAKTEK
1. Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapang (PKL) Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unhalu ini dilaksanakan di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Nipa-Nipa di Kelurahan Kendari caddi Kota Kendari dan Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dimulai 18 Juli 2012 sampai 15 Agustus 2012.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang di gunakan selama kegiatan PKL adalah lokasi Kawasan Tahura Nipa-Nipa serta Flora yang ada dalam Kawasan Tahura Nipa-Nipa.
Alat yang digunakan selama kegiatan PKL adalah sebagai berikut :
1) Alat Tulis-menulis
2) Panduan Praktek Kerja Lapang
3) Alat Dokumentasi (Kamera Digital)
4) Kendaraan Roda Dua
5) Kendaraan Roda Empat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Areal Kerja
Taman Hutan Raya Nipa –nipa merupakan wilayah hutan yang luas yang hampir seluruh bagian wilayahnya berbatasan dengan laut. Sebelah selatan berbatasan dengan teluk Kendari dan bagian Utara berbatasan dengan Laut Banda. Sebelah selatan masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Kendari, sedangkan bagian Utara masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Konawe.
Taman Hutan Raya Nipa-nipa memiliki beraneka keunikan, mulai dari jenis flora dan fauna, hingga keindahan alamnya. Aneka jenis flora yang terdapat di dalam taman, di antaranya tumbuh-tumbuhan kecil, seperti aneka jenis semak, perdu, dan aneka pohon mulai dari batang yang berdiameter di bawah 10 cm sampai yang lebih besar.
Tahura Nipa-nipa terletak pada ketinggian 25 -500 m (dpl), dengan topografi landai, berbukit hingga bergunung. Kelerengan berkisar antara 15 sampai 80 %, dengan jenis tanah Podzolik merah kuning. Tipe iklim D. dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.900 mm. Bulan kering jatuh pada bulan Agustus-Oktober. Suhu berkisar antara 19° hingga 33° C. dengan kelembaban 60-83%.
Tipe ekosistem hutannya termasuk hutan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah. Potensi flora dan fauna cukup tinggi dengari komposisi flora yang beragam. Zona pinggiran fIoranya terdiri dari semak, perdu, dan pohon-pohonan dengan garis tengah batang dibawah 10 cm. Sedangkan zona tengah sebagian masih berupa hutan primer.
Tahura Nipa-nipa dapat dicapai dengan mudah melalui jalan-jalan kecil (lorong) sepanjang jalan protokol kota Kendari, di Kelurahan Kemaraya, Benu-Benua, Tipulu, Sodohoa, Gunung Jati, dan Mangga Dua. Air terjun dapat dicapai melalui lorong PMI (Kemaraya) kemudian berjalan kaki lewat jalan setapak sejauh 3,5 km dengan waktu tempuh ± 2 jam (kondisi medan agak berat).
Tahura Nipa-nipa memiliki berbagai jenis hasil hutan non kayu yang sangat beragam. Selain memberikan manfaat langsung untuk masyarakat Kendari di sekitar kawasan, sebagai penyedia sumber air bersih, juga terdapat berbagai jenis flora yang beragam terdapat di dalam kawasan hutan tersebut mulai dari tanaman obat, tanaman hias, kelompok pati, kelompok buah-buahan, kelompok bambu, kelompok rotan, kelompok pandan, kelompok paku-pakuan dan masih banyak lagi manfaat yang dapat diperoleh dari jenis flora yang berada di kawasan Tahura Nipa-nipa tersebut.
B. Proses Dan Hasil Kegiatan
B.1. Hasi Pengamatan
Hasil Pengamatan yang telah diperoleh dapat dilihat pada berbagai tanaman yang telah dikelompokkan dalam beberapa tabel berikut:
I. Kelompok Buah-Buahan
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Eha
Castanopsis buruana
Fagaceae
Pohon
Buah Eha
Belum banyak dimanfaatkkan
Tersebar
Uvaria
Uvaria sp
Rubiaceae
Pohon
Buah Uvaria
Belum dimanfaatkkan
Tersebar
Jeruk Tolaki
Citrus sp
Rutaceae
Pohon
Buah Jeruk
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Kesturi
Mangifera sp
Anacardiaceae
Pohon
Buah Kesturi
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Aren
Arenga pinnata
Arecaceae
Pohon
Kolang-kaling
Belum banyak dimanfaatkan
Bukit di kel. Mangga Dua, Kec. Kendari Barat
Sumber: data sekunder, diolah 2012
II. Kelompok Pati/Karbohidrat
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Aren
Arenga pinnata
Arecaceae
Pohon
Tepung Aren, Gula Aren
Belum banyak dimanfaatkan
Bukit di kel. Mangga Dua, Kec. Kendari Barat, Kab. Kendari
Bambu
Bambusa sp
Poaceae
Pohon
Rebung
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Bambu Apus
Giganthocloa apus
Poaceae
Pohon
Rebung
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Sagu
Metroxylon sagu
Arecaceae
Pohon
Tepung Sagu
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Wikoro
Dioscorea hispida
Dioscoreaceae
Herba
Tepung Wikoro
Belum dimanfaatkan
Hutan Desa Sawapudo, Kec Soropia, Kab. Konawe
Nipah
Nypa fruticans
Arecaceae
pohon
Tepung Nipah, gula nira
Belum banyak dimanfaatkan
Hutan Desa Sawapudo, Kec Soropia, Kab. Konawe
Sumber: data sekunder, diolah 2012
III. Kelompok Tumbuhan Obat
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Oroda
Melastoma malabathricum
Melastomataceae
Perdu
Ekstrak daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Tongkoya
Alstonia spectabilis
Apocynaceae
Pohon
Ekstrak Kulit Batang dan daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Libonu
Ficus septica
Moraceae
Pohon
Ekstrak Daun dan akar
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Tanggalasi
Gmelina asiatica
Verbenaceae
Pohon
Ekstrak daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Puspa
Schima walichii
Theaceae
Perdu
Ekstrak Bunga, buah dan daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Hoteng / kecing
Quercus sp
Fagaceae
Pohon
Ekstrak daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Cariuk
Schismatoglotis sp
Araceae
Herba
Ekstrak daun dan akar
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Umbi Raru Gadong
Smilax sp
Smilacaceae
Liana
Ekstrak Akar dan Umbi
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Palisota
Pleomele spp
Agavaceae
Perdu
Ekstrak Daun
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
IV. Kelompok Tumbuhan Bambu
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Bambu
Bambusa sp
Poaceae
Pohon
Bambu belah kering olahan
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Bambu Apus
Giganthocloa apus
Poaceae
Pohon
Bambu belah kering olahan
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
V. Kelompok Pandan
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Pandan Kowang
Pandanus furcatus
Pandanaceae
Pohon
Bahan Anyaman
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Pandan Besar
Pandanus tectorius
Pandanaceae
Pohon
Tanaman Pagar, Bunga untuk wangi-wangian dan hiasan
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Pandan Hutan
Freycinetia
Pandanaceae
Pohon
Bahan anyaman
Belum dimanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
VI. Kelompok Tumbuhan Rotan
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Rotan Susu
Daemonorops robusta
Arecaceae
Liana
Rotan polish dan belah
Belum banyak dimanfaatkan
Hutan Sekitar Kel.Punggaloba, Kec.Kendari Barat dan Bukit Allolama, kel. Allolama, Kec. Mandonga
Rotan
Calamus spp
Arecaceae
Liana
Rotan polish dan belah
Belum banyak dimanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
VII. Kelompok Tanaman Hias
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Anggrek Cendrawasih Putih
Habenaria af medusa
Orchidaceae
Epifit
Tanaman dan Bunga
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Anggrek Bulan
Phalaenopsis amabilis var celebica
Orchidaceae
Epifit
Tanaman dan Bunga
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Anggrek Lidah Ular
Cymbidium finlaisonianum
Orchidaceae
Epifit
Tanaman dan Bunga
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Oroda
Melastoma malabathricum
melastomaceae
Perdu
Tanaman dan Bunga
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
VIII. Kelompok Tanaman Paku-Pakuan
Nama Tumbuhan
Nama Latin
Suku
Habitus
Produk
Pemanfaatan
Wilayah Penyebaran
Suplir
Adiantum caudatum
Polypodiaceae
Herba
Tanaman
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Paku Hata
Lygodium circinatum
Lygodiaceae
Herba
Tanaman
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Paku
Pteris sp
pteridaceae
Herba
Tanaman
Belum dmanfaatkan
Tersebar
Sumber: data sekunder, diolah 2012
C. Pembahasan
Taman Hutan Raya Nipa-nipa memiliki wilayah hutan yang cukup luas. Berbagai jenis flora banyak ditemui di kawasan Tahura Nipa-nipa, salah satu diantaranya adalah jenis tanaman hasil hutan non kayu dari berbagai habitus seperti aneka semak, pohon, perdu, herba, dan liana banyak ditemui didalam kawasan tersebut. Berbagai pengelompokan jenis tanaman (flora) hasil hutan non kayu yang berada di kawasan tahura Nipa-nipa, diantaranya adalah ada beberapa jenis tanaman yang termasuk ke dalam kelompok tanaman obat, kelompok tanaman hias, kelompok pati, kelompok buah-buahan, kelompok bambu, kelompok rotan, kelompok pandan hutan, dan kelompok paku-pakuan.
Aneka jenis kelompok buah-buahan diantaranya adalah buah eha (Castanopsis buruana), buah uvaria (Uvaria sp), jeruk tolaki (Citrus sp),dan buah kesturi (Mangifera sp). Selain kelompok buah-buahan adapula jenis tanaman untuk kelompok pati seperti aren (Arenga pinnata), bambu (bambusa sp), bambu apus (Giganthocloa apus), sagu (Metroxylon sagu), wikoro (Dioscorea hispida), dan nipah (Nypa fruticants). Untuk jenis tanaman kelompok tumbuhan obat diantaranya adalah jenis oroda (Melastoma malabathricum), tongkoya (Alstonia spectabilis), libonu (Ficus septica), tanggalasi (Gmelina asiatica), puspa (Schima walichii), tumbuhan hoteng atau kecing (Quercus sp), cariuk (Schismatorlotis sp), umbi raru gadong (Smilax sp), dan palisota (Pleomele spp). Aneka jenis kelompok bambu diantaranya adalah bambu apus (Giganthocloa apus), dan bambu (Bambusa sp). Adapula jenis kelompok pandan hutan seperti pandan kowang (Pandanus furcatus), pandan besar (Pandanus tectorius), serta pandan hutan jenis Freycinetia. Demikian pula dengan kelompok rotan jenis yang terdapat didalam kawasan hutan tersebut adalah jenis rotan susu (Daemonorops robusta). Selain itu ada pula jenis tanaman hias yang begitu indah terdapat pada kawasan Tahura Nipa-nipa yang bisa dilihat diantaranya adalah jenis anggrek cendrawasih putih (Habenaria af medusa), anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis var celebica), dan anggrek ular (Cymbidium finlaisonium), serta jenis oroda (Melastoma malabathricum). Sedangkan untuk kelompok jenis paku-pakuan diantaranya adalah paku jenis suplir (Adiantum caudatum), paku hatta (Lygodium circinatum), dan jenis Pteris sp.
Beberapa jenis tumbuhan memiliki banyak manfaat, baik sebagai bahan baku obat, bahan makan, buah-buahan, tanaman hias, anyaman dan sebagainya. Jenis tanaman obat diantaranya Melastoma malabathricum (oroda) untuk mengobati disentri dan sakit perut, Alstonia spectabilis (Tongkoya) untuk mengobati malaria dan sakit kuning, Ficus septica (Libonu) getahnya untuk mengobati trachoma (sakit mata), dan Gmelina asiatica ( Tanggalasi) daun dihancurkan untuk sembuhkan luka. Kemudian adapula jenis tanaman hias yang dapat dimanfaat sebagai bahan baku obat dan tanaman pekarangan untuk menghiasi dan memperindah halaman rumah seperti jenis anggrek cendrawasih putih (Habenaria af medusa), anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis var celebica), dan anggrek ular (Cymbidium finlaisonium) serta jenis tanaman paku-pakuan seperti paku jenis suplir (Adiantum caudatum), paku hatta (Lygodium circinatum), dan jenis Pteris sp.
Jenis tanaman yang bermanfaat sebagai bahan baku makanan dan buah-buahan seperti Dioscorea hispida (wikoro), Castanopsis buruana (Eha), Arenga pinnata (Aren), Citrus sp (Jeruk Tolaki) , Bambusa sp, Giganthocloa apus (Bambu Apus), Metroxylon sagu (Sagu), Nypa fruticans (Nipah). Sedangkan jenis tanaman pandan seperti pandan kowang (Pandanus furcatus), pandan besar (Pandanus tectorius), serta pandan hutan jenis Freycinetia umumnya bermanfaat sebagai tanaman pagar, sedangkan bunga untuk wangi-wangian dan hiasan serta dapat digunakan sebagai bahan baku anyaman.
Aneka jenis flora khususnya tanaman hasil hutan non kayu banyak terdapat didalam kawasan Taman Hutan Raya Nipa-nipa yang begitu beragam dan cukup melimpah serta dapat dimanfaatkan baik itu manfaat sebagai obat-obatan, makanan, buah-buahan, tanaman hias, anyaman, dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Kawasan sekitar Taman hutan Raya Nipa-nipa. Akan tetapi kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar Kawasan Tahura Nipa-Nipa mengenai manfaat dari tanaman-tanaman tersebut, sehingga belum banyak dimanfaatkan. Oleh sebab itu perlu diadakan penyuluhan oleh instansi atau lembaga terkait mengenai manfaat dari tanaman-tanaman tersebut, agar masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya untuk menunjang kebutuhan sehari-hari tanpa harus mengedepankan pemanfaatan kayu dari batang pohon yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Nipa-Nipa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Taman Hutan Raya Nipa-Nipa adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi alam.
2. Aneka jenis flora khususnya tanaman hasil hutan non kayu banyak terdapat didalam kawasan Taman Hutan Raya Nipa-nipa yang begitu beragam dan cukup melimpah serta dapat dimanfaatkan baik itu manfaat sebagai obat-obatan, makanan, buah-buahan, tanaman hias, anyaman, dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Kawasan sekitar Taman hutan Raya Nipa-nipa. Akan tetapi kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar Kawasan Tahura Nipa-Nipa mengenai manfaat dari tanaman-tanaman tersebut, sehingga belum banyak dimanfaatkan
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan yaitu perlu diadakannya penyuluhan oleh instansi atau lembaga terkait mengenai manfaat dari tanaman-tanaman hasil hutan non kayu tersebut, agar masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya untuk menunjang kebutuhan sehari-hari tanpa harus mengedepankan pemanfaatan kayu dari batang pohon yang dapat menimbulkan kerusakan ekosistem Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Nipa-Nipa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Taman Hutan Raya Murhum. http://www.kidnesia.com/Kidnesia/ Indonesiaku/Propinsi/Sulawesi-Tenggara/Tempat-Menarik/Taman-Hutan-Raya-Murhum. (30/08/2012)
Rustam, dkk. 2009. Mengenal Taman Hutan Raya Nipa, Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai Tahura Nipa-Nipa. Kendari
Rustam, BR. 2011. Pesona Alam Tahura Nipa-Nipa. Kendari
Rustam, BR. 2012.Refleksi Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Nipa-Nipa Kabupaten Konawe dan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai Tahura Nipa-Nipa. Kendari
Suparno. 2007. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR :P.35/Menhut-II/2007. Menteri Kehutanan. Jakarta
Wardaya, Dkk. 2010. Laporan Sementara Kegiatan Eksplorasi Flora Di Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa (Murhum) Kodya Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. UPT Balai Konservasi Tumbuhan. Kebun Raya Purwodadi. Pasuruan, Jawa Timur